Apakah Pustakawan akan tergantikan dengan Search Engine ?
Di era globalisi ini tentunya kita tidak mau terbelenggu dengan keadaan, banyak orang yang menginginkan akses informasi secara mudah, cepat, dan lebih sukanya gratis tentunya. Kini dengan adanya Google, Bing, Altavista, Ask Jeeves, Fast Search, dll memudahkan pemakai dalam menemukan informasi dalam dunia maya sesuai apa yang diinginkan . Bisa di bayangkan dalam hitungan detik dapat menemukan ratusan ribu informasi apa yang diinginkan. Lebih mudahkan tentunya, siapa yang tidak mau di majakan dengan akses informasi seperti ini.
Search Engine atau mesin pencari merupakan sebuah website yang mampu mengindeks berbagai URL atau alamat web yang berada di dunia maya, sehingga mempunyai database besar tentang berbagai URL lengkap dengan deskripsinya. Berbagai format file dapat di baca oleh Search Engine, baik berupa teks, video, suara presentasi, gambar, animasi maupun file asli. Jutaan orang memanfaatkan mesin pencari secara bersamaan dalam waktu 24 jam non-stop setiap harinya. Hal ini menyebabkan Search Engine sebagai fasilitas vital internet. Bagi kalangan menengah mungkin bisa memanfaatkanya, bisa di bilang melek teknologi, bagi orang awam atau gaptek ( gagap teknologi ) apakah bisa memenfaatkannya? . Di zaman serba canggih ini tentunya kita tidak mau kan di bodohi oleh zaman. Search Engine pertama kali muncul adalah “Wandex” dari World Web Wanderer, satu web crawler yang dibangun oleh Matthew Gray di MIT pada tahun 1993, ini saat umurku masih 1 tahun dan belum mengenal,hehehe. Namun sekarang sudah banyak mesin pencari web yang memberikan pelayanan pada pengguna.
Bagaimana dengan Pustakawan?
Perpustakaan, bisa dibayangkan terdapat setumpukan buku yang berdebu, seorang pustakawan yang kutu buku memakai kaca mata tebal. Pasti kebanyakan orang awam melihat dari sisi itu. Disini saya akan mengupas keberadaan PERPUSTAKAAN dan PUSTAKAWAN. Saya berani bilang “PUSTAKAWAN” tidak tergantikan oleh “SEARCH ENGINE, karena informasi yang ada di internet ada yang akurat dan tidak akurat, sedangkan Perpustakaan dan pustakawan menyajikan infomasi yang lebih akurat. Orang lebih sering menganggap bahwa dengan internet perpustakaan dan pustakawan akan tergantikan. Maka dari itu seorang pustakawan harus menguasai internet yang selalu belajar mengikuti perkembangan. Bisa dengan kursus pendek, seminar, belajar otodidak juga bisa dengan mengaplikasikan apa yang anda baca. Kembali lagi “BUDAYA MEMBACA” ternyata banyak manfa’atnya. Jadilah diri yang gemar menbaca maka anda akan menguasai “DUNIA”. Search Engine hanyalah alat dan juga dipakai pustakawan. Pustakawan harus menguasai internet dan mengunakanya dengan lebih efektif. Dimana pustakawan harus mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan zaman, memang perpustakaan harus bertransformasi. Sekarang perpustakaan diharapkan harus fokus pada pemakai, jika dulunya hanya berorientasi pada pemakai sekarang harus fokus pada pemakai. Perpustakaan juga mendengar apa yang diperlukan dan disarankan oleh pemakai. Perpustakaan dan Pustakawan harus kreatif, humanis dan inovatif, dan soft skill yang harus dikembangkan sehingga dapat memberikan kepuasan pada pengguna dan terkenang di hati pengguna menjadikan “PERPUSTAKAAN” yang di rindukan pemustakanya.
6 komentar:
hidup pustakawan mosok manusia kalah ma mesin ckckck
semoga pustakawan tidak semakin terkalahkan oleh mesin pencari
NB : Librarian, menurut saya salah menurut EYD
sepakat saya, menurut bukan librarian tapi pustakawan
manusia jgn sampai klah ma mesin,...mesin tanpa operator ngk akn berfungsi,...pustakawan harus bisa menguasai teknologi,.............siippphhh
manusia kan pencipta mesin,...mesin harus mengikuti perintah kita,....akurr....
setuju,....jgn mau klah sama serangkaian plastik-plastik,....
Posting Komentar