Banner 468 X 60

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 13 Mei 2012

Membuat Perpustakaan Pribadi itu mudah


Membuat Perpustakaan Pribadi itu mudah

Pernah kehilangan buku karena terselip di suatu tempat atau dipinjam teman tapi tidak dikembalikan? Jika itu yang sering kamu alami cobalah untuk membuat perpustakaan pribadi. Selain mudah untuk mengakses buku-buku yang akan kita baca, umur buku pun jadi lebih awet. Membaca buku pun akan jadi lebih menyenangkan. Mau tau cara membuat perpustakaan pribadi? Mudah kok.
1.      Memiliki material pengisi perpustakaan
Dalam teori perpustakaan, isi perut perpustakaan tak hanya buku, singkatnya sering disebut koleksi atau material. Secara umum koleksi perpustakaan dibagi dua yaitu:
a.      Printed collection
Printed collection adalah koleksi yang tercetak seperti buku, majalah, makalah, hasil penelitian, brosur, peta, poster, dll.
b.      Unprinted collection
Unprinted collection adalah koleksi yang dalam proses produksinya tidak melakukan kegiatan percetakan, misalnya: CD-ROM, CD, Kaset, foto, microfilm, dll.
Jadi berhentilah berfikir bahwa koleksi perpustakaan hanya buku saja.
2.      Ruangan perpustakaan dan rak perpustakaan
Persiapan ruangan khusus untuk buku. Atau kalau tidak punya ruangan khusus, dompleng ruang tamu atau kamar ruangan keluarga juga bisa. Intinya ruangan yang mudah diakses oleh orang lain. Perlu diperhatikan juga aspek pencahayaan dan kebisingan, karena dua hal tersebut sangat berpengaruh pada kenikmatan membaca.

3.      Mengumpulkan dan mendata buku
Setelah  mengumpulkan buku, kita harus mendata buku tersebut dengan memasukkan ke sebuah buku induk. Buku ini mencatat nomor induk buku, judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, edisi, tanggal beli dan seterusnya. Syukur-syukur kita memiliki computer. Dengan program Excel kita dapat mendatanya secara detail. Kalau tidak punya, kita dapat membuat di sebuah buku tebal tapi kuat. Dalam proses pendataan harus memuat nomor induk buku. Baik di buku induknya maupun buku sedang kita data dengan memakai pensil. Sehingga setiap buku memiliki nomor induk sendiri.

4.      Mengklarifikasikan buku
Cerita tentang klasifikasi memang lumayan rumit, tetapi kita tetap  harus memegang prinsip, bahwa pokoknya mudah. Begini, ratusan tahun lalu banyak para ahli yang membagi ilmu perpustakaan, dalam istilah perpustakaan disebut subyek. Subyek tersebut dibagi sesuai dengan tingkatan pengetahuan dan kondisi masyarakat saat itu. Ada colon classification, DDC, UDC dan lain-lain. Saat ini klasifikasi yang terkenal dan digunakan hamper seluruh dunia adalah system DDC singkatan dari Dewey Decimal Classification. DDC ini dibuat oleh John Melvil Dewey tahun 1800-an. Subyek dalam DDC dibagi sepuluh kategori. Dimulai ndari angka 000 sampai 900.
Berikut ini pembagian umum dari DDC:

v  Angka 000 untuk General Science (Ilmu Umum), 100 Pscyology (Psikologi), 200 Religion (Agama), 300 Social Science (Ilmu Sosial), 400 Language (Bahasa), 500 Pure Science (Ilmu Murni), 600 Applied Science (Ilmu-Ilmu Terapan), 700 Art (Seni), 800 Literature (Sastra), 900 History and Geography (Sejarah dan Geografi)
v  Setiap kategori pembagian masih dibagi lagi dalam sub-sub tertentu. Misalnya, kita ambil kelas 500. Kita sudah tahu, bahwa angka 500 itu adalah Pure Science atau ilmu murni. Ilmu murni itu terdiri dari apa saja?

Nah Melvil Dewey membaginya lagi menjadi sepuluh kategori. Yaitu 500 Pure Science secara umum, 510 untuk matematika, 520 untuk astronomi, 530 untuk fisika, 540 untuk kimia, 550 untuk geologi, 560 untuk paleontology, 570 untuk biologi, 580 untuk botani, 790 untuk zoology.
Dari pembagian ini masih terus dibagi menjadi persepuluhan lagi setiap kategorinya. Nah, sekarang tergantung kita, apakah mau memasukkan ke dalam klasifikasi yang detail mungkin atau sederhana saja. Jadi pembagian yang dilakukan DDC itu sangat fleksibel. Kalau kamu repot dengan aturan-aturan tersebut, membuat aturan penomoran sendiri juga bisa. Tidak ada yang melarang kok!

5.      Komputerisasi
Setelah semua buku terdata dan tertandai secara manual ada baiknya data tersebut dimasukkan dalam computer. Selain mempermudah pencarian juga untuk mengamankan data perpustakaanmu. Kalau belum punya program perpustkaan secara khusus, program excel gawan Microsoft bisa dipakai. Termasuk juga siapa yang meminjam buku tersebut.

6.      Blanko Peminjaman
v  Nah yang terakhir adalah membuat blanko peminjaman. Sebab tak jarang ada teman yang pinjam tapi lupa mengembalikan. Dan kayaknya kasus seperti ini sering terjadi.
v  Terakhir jangan lupa sertakan alamat, nomor telepon atau HP kamu dalam buku tersebut. Sehingga sewaktu buku kamu hilang, maka si penemu bisa mengembalikan. Mudahkan? J



Sumber : Majalah Arafah Februari 2008 edisi 21 volume 3

0 komentar:

Posting Komentar