Banner 468 X 60

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 28 Mei 2012

Motivasi MENULIS



Bagi seorang pemula, memulai  untuk menulis merupakan hal yang sulit.  “ Wah saya tidak punya waktu menulis”. Itulah ungkapan yang sering kita dengar dari orang yang tidak pernah merasakan manfa’at menulis.  Namun, kalau menulis surat, chatting, ataupun sms dengan suami, istri, pacar, dan sahabat maupun rekan. Kita bisa melakukan dengan lancar bahkan hasilnya bisa sampai berlembar-lembar.

Tidak membahas terlalu jauh. Problem ini bermula dari pengalaman pribadi saya. Aktivitas yang saya jalani, dari kuliyah, mengajar, memberikan bimbingan belajar bagi adik-adik dan membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah. Dengan hati yang ikhlas semua saya jalani dengan kebahagiaan tersendiri. Saya berfikir dengan itu saya sudah bisa mengaplikasikan ilmu yang saya miliki. Tapi dalam benak juga membrontak, apa yang saya lakukan seperti sayur  tanpa penyedap rasa. Tahu sendirikan teman-teman bagaimana rasanya ( kurang komplit ).

Sampai suatu sa’at saya di pertemukan dengan seorang pemuda, sebut saja panggilanya AS. Semula kita Cuma ngobrol biasa tentang aktivitas masing-masing. Waktu itu saya juga masih terbelenggu dengan sebuah pemikiran yang saya anggap sudah bermanfa’at. Pemuda bertanya kenapa tidak menulis ? Dengan kepolasan saya menjawab “ tidak punya waktu buat menulis “. Dikarenakan otak ini belum terbentuk sebuah system menulis. Otak ini belum writing oriented. Pemuda itu menyampaikan betapa manfa’at sebuah tulisan.  Menulis itu ibarat menciptakan suatu kebiasaan baru.  Merupakan sebuah amal jariyah yang tidak akan putus jika kita tiada nanti, jika orang lain masih memanfa’atkan tulisan kita untuk kebaikan. Maka, tulislah yang bermanfa’at bagi orang lain. Di dalam hakikat Q.S 18 : 109 sendiri juga menyebutkan, yang artinya;

Katakanlah:  “ Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk ( menulis ) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ( ditulis ) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula”.

“Betapa maha luasnya ilmu Allah. Bahakan bila seluruh lautan menjadi tinta untuk menulis, tak akan mampu menulis kalimat-kalimat Allah. Nasehat, motivasi, dorongan selalu di berikan pemuda  itu kepada saya. Saya sendiri juga melihat sebagian karya-karyanya yang sudah mencapai hamper 2000 tulisan. Sangat menginspirasi, membuat hati ini tergugah. Semakin mengerti sebuah tulisan bisa bermanfa’at yang begitu besar. Menyebarkan ilmu juga merupakan ibadah.

Bagi pemula seperti saya tentunya banyak mengalami hambatan-hambatan dari factor internal maupun eksternal. Hambatan-hambatan itu menjadi penyedap rasa dalam perjalanan saya. Pemuda itu juga selalu mengingatkan Man Jadda Wajada  “Barang siapa bersungguh-sungguh pasti dapat” yang selalu di ucapkan untuk memotivasi. Terimaksih buat pemuda yang menyadarkan saya pentingnya menulis.

Selamat mencoba berkarya ! Do it now, or Never ! Mulai dari sekarang atau tidak sama sekali!i saya. Tunggu apalagi kawan-kawan jika kita sudah tahu manfa’at menulis. Betapa berharganya satu tulisan kita buat orang lain. Saya sendiri juga masih banyak belajar dari orang-orang yang     sudah banyak  pengalaman. Keep spirit…,

1 komentar:

obyektif-magazine mengatakan...

Terimakasih motivasinya bagus. Salam kenal n sukses gan. Maaf yang dimaksud pemuda AS apakah Anggoro Suprapto? Semoga kita bisa bertukar pikiran dengan tulisan. Kalau ada waktu klik: OBYEKTIF.COM saya tunggu tulisannya. Trims.

Salam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)

Posting Komentar